blank

IGK Manila: Kepemimpinan Lintas Zaman

Di tengah riuhnya dinamika politik dan derasnya arus informasi, sosok I Gusti Kompyang Manila, yang akrab disapa IGK Manila, telah tak asing bagi sebagian kalangan. Walaupun, bagi sebagian lainnya, sosok IGK Manila masih menyimpan misteri akan perannya di balik layar. IGK Manila memang bukanlah seorang politikus yang kerap tampil di panggung, bukan pula jenderal yang terlihat di barisan depan. Namun, IGK Manila itu lah perancang strategi yang ulung. Ia membangun gagasan dan memberikan pengaruh.

Sosoknya memang lebih banyak dikenal publik sebagai perwira. Manila lulus pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1964. Karir militernya dimulai dari Letnan Dua (1964) dan secara bertahap naik hingga Mayor Jenderal (1996). Jabatan militernya dimulai dari ranah komandan peleton, pemimpin markas wilayah, guru militer, hingga staf ahli panglima TNI. IGK Manila juga dikenal sebagai pengawal presiden. Sikap disiplin khas militer melekat dalam citra diri Manila. Namun, sesungguhnya nilai-nilai kedisiplinan telah lebih dulu akrab sejak dalam kehidupan keluarga tempat ia lahir dan tumbuh.

Dari Komandan ke Negarawan

Penerapan sikap disiplin yang kian dijaga konsistensinya telah membawa sang putera daerah dari Pulau Seribu Pura mencapai meja-meja kebijakan publik. Manila mengawali dengan menyuarakan kebenaran melalui media massa. Ia mengambil peran sebagai wartawan investigasi di majalah Editor dan Gatra pada era 90-an. Praktiknya di dunia jurnalistik menunjukkan kepiawaiannya dalam mengurai kompleksitas dinamika publik. Karya-karyanya berhasil memenangkan hati dan pikiran masyarakat.

Manila dalam gagasan menghubungkan antara masyarakat dan pengambil keputusan publik, membawa dirinya bertransisi menuju arena politik. Berkat kemampuannya dalam merumuskan pesan yang efektif dan membangun jaringan yang luas, Manila dipercaya sebagai penasihat komunikasi dan strategi media para tokoh publik. Dalam menghadapi perbedaan perspektif, ia meyakini bahwa kejujuran, meskipun pahit, merupakan pondasi utama dalam komunikasi publik.

Setiap perkataannya adalah hasil perenungan matang. Dengan kecakapannya dalam berkomunikasi yang diiringi segudang pengalaman selama di dunia militer dan media, ia hadir membawa perspektif yang komprehensif ke dalam ranah kebijakan publik. Manila kini juga telah dikenal sebagai seorang politisi yang berintegritas dan memiliki visi yang jelas bagi kemajuan Indonesia. Ia mampu menjembatani berbagai kepentingan, merumuskan solusi, dan menyalurkan suara masyarakat.

Tonggak Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Seiring perannya dalam kancah politik praktis, Manila juga mendedikasikan kemampuannya dalam geliat kebangkitan sepak bola di Indonesia. Perannya sangat signifikan, terutama pada era 90-an. Manila memiliki peran sebagai manajer Tim Nasional Indonesia, dan Manajer Persija Jakarta. Kerja dengan penuh dedikasi, visi yang jelas, hingga melahirkan deretan prestasi. Dari tangannya, Timnas Indonesia meraih medali emas pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Keberhasilan yang bukan sekadar kemenangan, melainkan simbol kebangkitan sepak bola. Manila bekerja membentuk strategi bangkitnya sepak bola daerah. Ia membawa Persija meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2001. Salah satu momentum paling ikonik dalam sejarah Persija di era Liga Indonesia. Sebab, kemenangannya mengakhiri puasa gelar panjang bagi klub ibu kota. Bahkan, mengukuhkan Persija sebagai salah satu kekuatan besar dalam sepak bola Indonesia.

Hingga saat ini, Manila tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap sepak bola Indonesia. Ia kerap berbagi pandangan dan masukan demi pengembangan sepak bola, terutama mengenai pentingnya pembinaan pemain muda dan pengelolaan sistem yang berkelanjutan.

Kontribusi Sosial dan Membangun Generasi

Operasi Ganesha (1982) layaknya memotret sosok IGK Manila yang peduli terhadap isu-isu sosial. Sejarah telah mencatat keberhasilannya mengatasi konflik antara masyarakat dengan satwa liar (gajah) di Sumatera. Lagi-lagi, ia tak banyak tampil dalam sorotan publikasi. Namun, pemikiran dan strateginya berhasil menyelamatkan 242 gajah dari ancaman peluru tentara. Operasi Ganesha menjadi operasi terbesar dan pertama di dunia dalam upaya penyelamatan gajah.

Pasca purna sebagai perwira, Manila semakin dikenal sebagai pemberi pengaruh dalam keputusan politik. Namun, bukan berarti menghentikan langkah Manila di ruang lingkup gerakan sosial. Beragam gerakan sosial telah diinisiasi olehnya. Seperti advokasi hak-hak veteran dan purnawirawan dalam peningkatan kesejahteraan, pembinaan generasi muda dengan pendidikan karakter, juga pemberdayaan masyarakat lokal. Sebagai seorang perwira, tentu Manila juga melakukan advokasi isu-isu kebangsaan dan persatuan bangsa.

Gerakan-gerakan sosial yang diinisiasi oleh IGK Manila ini menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang tidak hanya berorientasi pada strategi dan kekuasaan, tetapi juga memiliki hati yang peduli terhadap kemajuan masyarakat dan kesejahteraan sesama. Hal ini melengkapi gambaran utuh tentang seorang pemimpin yang berdedikasi.

Memimpin Lintas Zaman

IGK Manila potret seorang yang tidak terpaku dalam satu bidang. Ia telah menunjukan keahlian dan pengabdiannya melalui medan militer, ruang redaksi media, dunia sepak bola, hingga kursi parlemen dan pemerintahan. Perjalanannya menunjukkan kemampuan yang adaptif terhadap kebutuhan zaman. Ia telah membuktikan keberhasilan dalam berkarya lintas generasi. Di usianya yang seharusnya telah pensiun, sosok IGK Manila memilih bertahan membersamai gerakan-gerakan generasi hari ini.

Warisan yang ditinggalkan IGK Manila bukan hanya jejak-jejak keberhasilan di setiap bidang yang ia geluti, tetapi juga inspirasi bagi generasi penerus untuk tidak takut menjelajahi berbagai potensi diri demi kemajuan bersama. Menjadi sebuah refleksi bagi generasi penerus bangsa, bahwa ada berbagai cara, ruang, dan strategi dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.